Selmat Datang Di Dunia Lutfi Ahmad Merauke

Minggu, 21 September 2014

A True Story About UNIDA....



A True Story About UNIDA

Sebagaimana telah kita maklumi bersama,bahwa ide berdirinya Pondok Modern Gontor karena diilhami oleh KH Ahmad Sahal yang hadir di Makkah Mukaromah Saudi Arabia untuk menyaksikan bagaimana sulitnya Ummat Islam Indonesia menunjukan pada waktu itu utusan yang menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggrisuntuk menghadiri Muktamar ‘Alm al-Islamy. Sehingga dipilihlh dua orang utusan yaitu : H.O.S. Cokrominoto yang menguasai Bahasa Inggris dan Ilmu Umum, dan KH. Mas Mansur yang menguasai Bahasa Arab dan Ilmu Agama,.. Bertolak dari situlah pak Sahal berfikir dan bercita-cita bagaimana menciptakan dan mencetak seorang yang menguasai Bahasa Arab dan Ilmu Agama serta Bahasa Inggris dan Ilmu Umum, atau disebut juga Ulama yang intelek.

Sedangkan ide berdirinya UNIDA atas dasar pertemuan Trimurti (Ketiga pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor) di kota Pagar Alam Palembang Sumatera Selatan sekitar tahun 1932, pada waktu itu KH. Ahamad Sahal dating dari Gontor, dan KH. Imam Zarkasyi yang datang dari Noormal Islam Padang sekolahnya, sedangkan KH. Zainuddin Fananie yang sudah berada di Pagar Alam trsebut karena memang belia sedang bertugas disana, pada pertemuan itu dirumuskan Visi dan misi Pondok Modern Darussalam Gontor sekaligus dicanangkan ide dan cita-cita berdirinya Univresitas Darussalam Gontor sebagai Univresitas yang bermutu serta berarti.



Dari Padang KH. Imam Zarkasyi membawa konsep KMI (Kulliyatul Mu’alimin Al-Islamiyah) ke Gontor digabungkan dengan sistem Podok Pesantren salaf. Selanjutnya diterapkan di Pondok Modern Gontor sejak Tahun 1936. Pada tahun 1940 KMI menamatkan Alumni periode pertamanya, dan dalam Alumni periode keduanya Beliau memulai Cita-cita Trimurti dengan membuka Pesatren tinggi atau Akademik pada tahun 1941 dengan masa belajar selama 2 tahun yang bernama BOVENBO. Kurikulumnya sudah setara dengan Perguruan Tinggi, walaupun belum sesistematis seperti sekarang ini.
Pendidikaan di BOVENBO inilah yang menjadi embrio dari UNIDA, namun tidak lama karena KH. Imam Zarkasyi dipaksa oleh Jepang untuk menjadi kepala KUA pemerintahan Jepang di Madiun.
Namun ide dan Cita-cita untuk mendirika n Univresitas Islam itu terus bergelora dan semakin menggebu-gebu bahkan tak pernah pudar. Maka padatahun 17 November 1963 didirikan PTD (Perguruan Tinggi Darussalam) yang kemudian berubah menjadi ISID (Institud Studi Islam Darussalam) Dan Sekarang Menjadi UNIDA (Univresitas Darussalam)..
Saya salah satu mahasiswa UNIDA yang beruntung karena banyak calon mahasiswa-mahasiswa lain yang ingin masuk ke Univresitas tapi belum ditrima,.. didalam UNIDA terdapat 7 Fakultas : Ushuluddin, Tarbiyah, Syari’ah, Manajemen Bisnis, Humaniora, Kesehatan, Sains dan Teknologi. Alhamdulillah saya mendapatkan kesempatan unuk mendalami tentang Sains dan Teknologi di dalam Program studi Teknik Informatika. Awalnya saya merasa malas untuk melanjutkan kuliah di UNIDA karena saya merasa kembali seperti mondok, rasa itu ditimbulkan karena saya alumni Pondok Modern Gontor, tapi kenyataanya berbeda dengan yang saya bayangkan, mungkin karena OSPEK juga. Yang terpenting sekarang saya sudah diterima di UNIDA ini maka saya akan berjuang sekuat tenaga, kegiatan di UNIDA ini lah yang membuat saya kagum, karena berbeda dengan Univresitas yang lainya, misalkan : Kalo di UNIDA semua Fakultas baahkan Prodi pasti akan mendapatkan dua Materi yang Wajib yaitu Studi Al-Qur’an dan Pancasila, karena itu akan menjadi Dasr Keislaman yang kuat, dan di UNIDA ada yang namanya UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)yang isinya terdapat berbagai macam Unit-unit usaha yang mengatur Olah Fikir, Olah Dzikir, Olah Raga, yang akan menciptakan Olah Rasa,.. Jika kita lihat dari model bangunan dan tata letak bangunanya semenjak kita masuk ke dalam gerbang UNIDA jika kita melihat ke arah Kanan maka kita akan melihat ada Masjid Jami‘ UNIDA, nah disitulah tempat Olah Dzikir para Mahasiswa UNIDa, dan jika kita melihat ke arah Kiri jalan maka kita akan menemukan Lapangan hiaju / sepak bola, nah disitulah tempat para Mahasiswa untuk Berolah raga, sedangkan tempat para mahasiswa untuk mengolah Fikir adalah CIOS,.. yang berada tepat di sebelah Masjid atau agak maju sedikit bisa juga disebut Barat Daya Masjid..
Yang tidak kalah seru adalah kurus-kursus dan kelompok-kelompok seperti Guru-guru pengajar TPA, Al-Faraby (Kepramukaan), MENWA (Resimen Mahasiswa), TI (Tim Ilustrasi), dan klub-klub Olahraga dari semua cabang olah raga kecuali Renang,.

nifanlutfi@ymail.com

2 komentar: