MERAJUT MIMPI TUK MERAIH MASA DEPAN
1.
Riwayat
Ayah dan Ibunda
1. Ayahanda
Di
suatu daerah tepatnya di Propinsi Jawa Tengah, sebelah Gunung Slamet Kabupaten Banyumas
Kecamatan Sumbang di Desa Gandatapa, bertepatan tanggal 10 Juni 1960 lahirlah seorang bayi laki-laki dari kalangan
orang yang hidupnya cukup sederhana.. Bayi itu kemudian di beri nama “MUJAHID” oleh orang tuanya.
Setelah
menginjak usia kanak-kanak ia di perintahkan oleh orang tuanya untuk memasuki
jenjang pendidikan Sekolah Dasar ( SD ) guna menimba ilmu dan supaya tercapai
cita-citanya kelak. Sejak kecil ia sudah di latih untuk membantu kedua orang
tuanya dalam menjalani liku-liku kehidupan, dari mulai mencari kayu bakar,
gembala, dan bekerja di sawah pun ia lakukan demi membantu kedua orang tuanya
untuk mencari penghasilan yang melimpah.
Kurang
lebih tiga ( 3 ) tahun setelah itu semua, mungkin karena merasa jenuh ia pun
berniat untuk meninggalkan kedua orangtuanya dan kampung halamannya yaitu pergi
ke Lampung tepatnya di rumah kakaknya yang sudah berumah tangga. Niat itupun
terlaksana, selain membantu kakaknya ia pun mencari pengalaman lain. Ia pun
lupa dengan kesibukannya sampai tak pernah pulang untuk menemui kedua orangtuanya
sekaligus meminta pendapat dan kesepakatan darinya.
2. Ibunda
Di
suatu tempat tepatnya di Kota Purwodadi, pada tanggal 17 Agustus 1960 lahirlah
seorang bayi perempuan yang berparas cantik dan dia hidup dalam keluarga yang
sederhana. Oleh kedua orang tuanya kemudian iadiberi nama “MUTMAINAH”
Setelah
masa balitanya terlewati, ia mulai menginjak masa kanak-kanak. Di masa ini ia
diperintahkan untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar ( SD ),
dan di masa ini ia lalui dengan membantu orang tua, bermain serta tak lupa
untuk be4lajar agar apa yang ia cita-citakan dapat tercapai. Karena ia termasuk
dalam golongan keluarga yang berkecukupan, maka ia dapat melanjutkan sekolah ke
jenjang pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Di
Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) ini ia sudah memasuki masa remaja, namun ia
tak ingin seperti gadis-gadis lainnya yang langsung mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga ,
karena ia ingin melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya. Dijenjang sekolah
berikutnya ini ia sudah tidak bersama lagi dengan kedua orang tuanya, namun ia
bersama nenek tercintanya, dan di jenjang pendidikan ini ia menjelajahi dari
sekolah yang satu kesekolah lain, dikarenakan ia harus mengikuti langkah
neneknya yang yang berpindah- pindah dari kota yang satu kekota yang lain,
namun pada akhirnya ia menetap di Sekolah Pendidikan Guru ( SPG ) hingga lulus
dengan nilai yang cukup memuaskan. Setelah hari-harinya terlewati kemudian ia
berhijrah ke Kota Brebes, disana ia
mengamalkan apa yang ia dapatkan dari bangku sekolahnya yaitu mengajar di Taman
Kanak Kanak ( TK ) hingga lama ia tak mengunjungi kedua orang tuanya.
Didalam
kehidupannya ia ingin menjadi orang yang lebih dewasa dan lebih mandiri,
akhirnya ia pulang untuk meminta ijin
kepada kedua orang tuanya agar apa yang ia inginkan dapat terlaksana
yaitu bertransmigrasi bersama adik laki-lakinya yang tercinta.
Namun
keinginan itu tak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya, tetapi masih ada
harapan, karena kedua orang tuanya berkata” nikah dulu baru bertransmigrasi “,
mau di Irian Jaya, Kalimantan, maupun Sumatra itu terserah kamu, yang penting
sekarang nikah dulu.
Demikianlah
kata orang tuanya, dan akhirnya ia pun memutuskan untuk menikah lebih dahulu.
3.
Pertemuan Antara dua Insan yang Berbeda
Sebagai manusia normal pasti ia ingin mengarungi
kehidupan rumah tangga yang tujuannya adalah menjadikan manusia yang lebih
mandiri dalam mencari nafkah atau sudah tidak lagi bergantung kepada orang tua,
dan juga untuk mempertahankan keturunan.
Begitu pula dengan orang yang bernama Mujahid dan
Mutmainah, mereka pun ingin mengalami hidup berumah tangga. Mereka bertemu
walaupun jaraknya antar propinsi, mungkin sudah jodoh yang telah ditentukan
oleh Yang Maha Kuasa. Karena mereka sudah sepakat dan kedua orang tua mereka
pun menyepakatinya maka akhirnya menikah.
Beberapa bulan kemudian mereka memohon ijin untuk
bertransmigrasi, hal itu disetujui oleh kedua orang tua mereka dan mereka pun
mendaftarkan diri untuk bertransmigrasi. Mereka tembus dalam
pendaftaran tersebut, mereka mendapatkan lokasi di Indonesia bagian timur
tepatnya di pulau Irian Jaya.
Lalu
mereka pun memohon doa restu dari kedua orang tua mereka agar diberikan
keselamatan. Mereka pun berangkat ke propinsi Irian Jaya, disini mereka tahu
apa-apa yang penting ikut dan sesampainya dinkota tujuan tersebut mereka baru
mengetahui bahwa ia di kota Merauke atau
Kota Rusa. Kemudian mereka bersama rombongan dibawa ke lokasi transmigrasi,
yang diberi nama Desa Waninggap Kai. Disitulah mereka berdua mengarungi
kehidupan yang sebenarnya, dan disitu pula ia mendapatkan pekerjaan, suaminya
menggarap sawah dan istrinya mengajar di Sekolah Dasar ( SD ).
Demikian kehidupan mereka demi masa depan dan keturunan mereka kelak.
Untuk lebih jelas dan mengenali mereka, maka Saya cantumkan biodata mereka
sebagai berikut:
Nama Ayah :
Mujahid
Pekerjaan :
Petani
Status :
Kepala rumah tangga
Nama Ibu :
Mutmainah
Pekerjaan :
Guru
Status : Ibu
rumah tangga
A.
Tangis
Bahagia
1.
Kakanda
Salah
satu tujuan dari sebuah rumah tangga adalah mengharapkan hadirnya titipan yang
sangat mulia yang dikaruniakan Allah SWT, yaitu seorang bayi. Suatu keluarga
itu akan menjadi bahagia apabila mereka bisa mencapai tujuan tersebut. Namun ,
apabila ada suatu keluarga yang tujuan tersebut tidak tercapaimaka hal ini akan
disebabkan karena berbagai factor yang di luar dugaan manusia, wallahu a’lam.
Dengan
kasih sayang yang begitu mulianya mereka merawat dan mendidik Ahmad Khanifan,
begitu lucunya anak laki-laki pertama yang telah lahir di tengah-tengah
keluarga. Ayah ibunda tidak lagi merasa kesepian dari pada sebelumnya walau pun
baru dikaruniai satu anak.
Mereka
selalu memperhatikan Ahmad Khanifan, siang mau pun malam ayah ibunda tak
mengenal lelah walau beribu rintangan menghalangi. Ayah ibunda memberikan kasih
sayang yang cukup tinggi, Ahmad Khanifan mendapat perhatian yang cukup banyak,
sehingga Ahmad Khanifan pada waktu itu kurang lebih berumur satu hingga dua
tahun ayah ibunda melatih Ahmad Khanifan bagaimana cara agar berdiri dan
berjalan di jagad raya ini dengan sendiri tanpa bantuan mau pun pertolongan ayah ibunda Ahmad
Khanifan.
2. Aku
Dengan
kesepakatan bersama maka anak ini diberi nama “LUTFI AHMAD” yang artinya
“Lemah lembut yang suka memuji” ujar sang ayah. Agar dia menjadi anak yang
tegas, dan gemar memuji. Allahumma aamiin….
Dengan
begitu tulusnya mereka berdua merawat sang anak tanpa mengenal lelah serta
keluh kesah, selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh sang anak diberi
asupan gizi, diberi makan, dimandikan dan lain-lain, yang tidak kalah
pentingnya apabila sang Bunda memasak dan Ayah pergi untuk bekerja maka dengan sang kakak yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah
Dasar menjaga sang adik.
Mereka
bertiga merawat anak ini hingga akhirnya tumbuh dewasa, dengan berbagai cobaan
yang berat dan tak lupa untuk selalu Bersyukur. Semoga anak ini dapat menjadi
orang yang bermanfaat bagi Agama, Keluarga, Masyarakat, Daerah, dan Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar