Selmat Datang Di Dunia Lutfi Ahmad Merauke

Selasa, 16 September 2014

Selalu merasa bahwa segala sesuatu yang kita miliki itu hanyalah milik Allah.....



MERAJUT MIMPI TUK MERAIH MASA DEPAN


1.    Riwayat Ayah dan Ibunda 

1.      Ayahanda
 


Di suatu daerah tepatnya di Propinsi Jawa Tengah, sebelah Gunung Slamet Kabupaten Banyumas Kecamatan Sumbang di Desa Gandatapa, bertepatan tanggal 10 Juni 1960  lahirlah seorang bayi laki-laki dari kalangan orang yang hidupnya cukup sederhana.. Bayi itu kemudian di beri nama “MUJAHID” oleh orang tuanya.
Setelah menginjak usia kanak-kanak ia di perintahkan oleh orang tuanya untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar ( SD ) guna menimba ilmu dan supaya tercapai cita-citanya kelak. Sejak kecil ia sudah di latih untuk membantu kedua orang tuanya dalam menjalani liku-liku kehidupan, dari mulai mencari kayu bakar, gembala, dan bekerja di sawah pun ia lakukan demi membantu kedua orang tuanya untuk mencari penghasilan yang melimpah.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun akhirnya ia lulus dari jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dengan nilai yang cukup memuaskan. Karena itu, ia sangat senang dan ingin sekali untuk melanjutkan jenjang pendidikan  selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama ( SMP ), namun apalah daya orang tuanya tak membolehkan karena biaya yang kurang mampu. Disitulah emosinya pun naik sampai-sampai ijasahnya akan di robek, namun ia sadar mengapa harus marah  Memang kenyataannya begini harus apalagi. Akhirnya di dalam mkehidupannya ia hanya membantu kedua orang tuanya.
Kurang lebih tiga ( 3 ) tahun setelah itu semua, mungkin karena merasa jenuh ia pun berniat untuk meninggalkan kedua orangtuanya dan kampung halamannya yaitu pergi ke Lampung tepatnya di rumah kakaknya yang sudah berumah tangga. Niat itupun terlaksana, selain membantu kakaknya ia pun mencari pengalaman lain. Ia pun lupa dengan kesibukannya sampai tak pernah pulang untuk menemui kedua orangtuanya sekaligus meminta pendapat dan kesepakatan darinya.






2.      Ibunda

Di suatu tempat tepatnya di Kota Purwodadi, pada tanggal 17 Agustus 1960 lahirlah seorang bayi perempuan yang berparas cantik dan dia hidup dalam keluarga yang sederhana. Oleh kedua orang tuanya kemudian iadiberi nama “MUTMAINAH
Setelah masa balitanya terlewati, ia mulai menginjak masa kanak-kanak. Di masa ini ia diperintahkan untuk memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar   ( SD ), dan di masa ini ia lalui dengan membantu orang tua, bermain serta tak lupa untuk be4lajar agar apa yang ia cita-citakan dapat tercapai. Karena ia termasuk dalam golongan keluarga yang berkecukupan, maka ia dapat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) ini ia sudah memasuki masa remaja, namun ia tak ingin seperti gadis-gadis lainnya yang langsung  mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga , karena ia ingin melanjutkan kejenjang pendidikan berikutnya. Dijenjang sekolah berikutnya ini ia sudah tidak bersama lagi dengan kedua orang tuanya, namun ia bersama nenek tercintanya, dan di jenjang pendidikan ini ia menjelajahi dari sekolah yang satu kesekolah lain, dikarenakan ia harus mengikuti langkah neneknya yang yang berpindah- pindah dari kota yang satu kekota yang lain, namun pada akhirnya ia menetap di Sekolah Pendidikan Guru ( SPG ) hingga lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Setelah hari-harinya terlewati kemudian ia berhijrah  ke Kota Brebes, disana ia mengamalkan apa yang ia dapatkan dari bangku sekolahnya yaitu mengajar di Taman Kanak Kanak ( TK ) hingga lama ia tak mengunjungi kedua orang tuanya.
Didalam kehidupannya ia ingin menjadi orang yang lebih dewasa dan lebih mandiri, akhirnya ia pulang untuk meminta ijin  kepada kedua orang tuanya agar apa yang ia inginkan dapat terlaksana yaitu bertransmigrasi bersama adik laki-lakinya yang tercinta.
Namun keinginan itu tak diperbolehkan oleh kedua orang tuanya, tetapi masih ada harapan, karena kedua orang tuanya berkata” nikah dulu baru bertransmigrasi “, mau di Irian Jaya, Kalimantan, maupun Sumatra itu terserah kamu, yang penting sekarang nikah dulu.
Demikianlah kata orang tuanya, dan akhirnya ia pun memutuskan untuk menikah lebih dahulu.

3.                            Pertemuan Antara dua Insan yang Berbeda

Sebagai manusia normal pasti ia ingin mengarungi kehidupan rumah tangga yang tujuannya adalah menjadikan manusia yang lebih mandiri dalam mencari nafkah atau sudah tidak lagi bergantung kepada orang tua, dan juga untuk mempertahankan keturunan.
Begitu pula dengan orang yang bernama Mujahid dan Mutmainah, mereka pun ingin mengalami hidup berumah tangga. Mereka bertemu walaupun jaraknya antar propinsi, mungkin sudah jodoh yang telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Karena mereka sudah sepakat dan kedua orang tua mereka pun menyepakatinya maka akhirnya menikah.
Beberapa bulan kemudian mereka memohon ijin untuk bertransmigrasi, hal itu disetujui oleh kedua orang tua mereka dan mereka pun mendaftarkan diri untuk bertransmigrasi. Mereka tembus dalam pendaftaran tersebut, mereka mendapatkan lokasi di Indonesia bagian timur tepatnya di pulau Irian Jaya.
Lalu mereka pun memohon doa restu dari kedua orang tua mereka agar diberikan keselamatan. Mereka pun berangkat ke propinsi Irian Jaya, disini mereka tahu apa-apa yang penting ikut dan sesampainya dinkota tujuan tersebut mereka baru mengetahui  bahwa ia di kota Merauke atau Kota Rusa. Kemudian mereka bersama rombongan dibawa ke lokasi transmigrasi, yang diberi nama Desa Waninggap Kai. Disitulah mereka berdua mengarungi kehidupan yang sebenarnya, dan disitu pula ia mendapatkan pekerjaan, suaminya menggarap sawah dan istrinya mengajar di Sekolah Dasar ( SD ).
Demikian kehidupan mereka demi masa depan dan keturunan mereka kelak.
Untuk lebih jelas dan mengenali mereka, maka Saya cantumkan biodata mereka sebagai berikut:
Nama Ayah                             : Mujahid
Pekerjaan                                 : Petani
Status                                      : Kepala rumah tangga

Nama Ibu                                : Mutmainah
Pekerjaan                                 : Guru
Status                                      : Ibu rumah tangga

A.      Tangis Bahagia
1.      Kakanda
Salah satu tujuan dari sebuah rumah tangga adalah mengharapkan hadirnya titipan yang sangat mulia yang dikaruniakan Allah SWT, yaitu seorang bayi. Suatu keluarga itu akan menjadi bahagia apabila mereka bisa mencapai tujuan tersebut. Namun , apabila ada suatu keluarga yang tujuan tersebut tidak tercapaimaka hal ini akan disebabkan karena berbagai factor yang di luar dugaan manusia, wallahu a’lam.
Kurang lebih dua tahun setelah menikah, akhirnya mereka pun dikaruniai oleh Sang Pencipta seorang anak, tepatnya pada hari Jum’at sekitar jam 10.00 WIT, tanggal 11 Juli 1986 ia terlahir ke dunia yang penuh cobaan, begitu ganteng dan gagahnya ia, dengan tangisan kebahagiaan pertama kali ia membuat hati jadi terharu. Setelah Mereka sepakat untuk memberi nama yang telah disetujui bersama, akhirnya diberi nama “AKHMAD KHANIFAN”.
Dengan kasih sayang yang begitu mulianya mereka merawat dan mendidik Ahmad Khanifan, begitu lucunya anak laki-laki pertama yang telah lahir di tengah-tengah keluarga. Ayah ibunda tidak lagi merasa kesepian dari pada sebelumnya walau pun baru dikaruniai satu anak.
Mereka selalu memperhatikan Ahmad Khanifan, siang mau pun malam ayah ibunda tak mengenal lelah walau beribu rintangan menghalangi. Ayah ibunda memberikan kasih sayang yang cukup tinggi, Ahmad Khanifan mendapat perhatian yang cukup banyak, sehingga Ahmad Khanifan pada waktu itu kurang lebih berumur satu hingga dua tahun ayah ibunda melatih Ahmad Khanifan bagaimana cara agar berdiri dan berjalan di jagad raya ini dengan sendiri tanpa bantuan  mau pun pertolongan ayah ibunda Ahmad Khanifan.

2.      Aku
Setelah sepuluh tahun lamanya dengan begiu banyak cobaan yang berat, maka mereka dikaruniai oleh Allah dengan lahirnya seorang bayi laki-laki yang gagah berani dan lucu, yang akan merubah dunia menjadi penuh dengan ke Islaman dan dapat membahagiakan kedua orangtuanya, Alhamdulillah lahir dengan selamat, tepatnya pada hari Kamis 14 November 1996, anak kedua dari Mereka.
Dengan kesepakatan bersama maka anak ini diberi nama “LUTFI AHMAD” yang artinya “Lemah lembut yang suka memuji” ujar sang ayah. Agar dia menjadi anak yang tegas, dan gemar memuji. Allahumma aamiin….
Dengan begitu tulusnya mereka berdua merawat sang anak tanpa mengenal lelah serta keluh kesah, selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh sang anak diberi asupan gizi, diberi makan, dimandikan dan lain-lain, yang tidak kalah pentingnya apabila sang Bunda memasak dan Ayah pergi untuk bekerja maka dengan  sang kakak yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar menjaga sang adik.
Mereka bertiga merawat anak ini hingga akhirnya tumbuh dewasa, dengan berbagai cobaan yang berat dan tak lupa untuk selalu Bersyukur. Semoga anak ini dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi Agama, Keluarga, Masyarakat, Daerah, dan Negara.  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar