BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Negara
Indonesia adalah negara berkembang didunia yang terdiri dari ribuan pulau,
memiliki keanekaragaman budaya, suku, ras dan agama. Sebagai negara yang
mejemuk dan banyak memiliki perbedaan, menjadi kelebihan dan juga sekaligus
kelemahan yang jika perbedaan tersebut dikedepankan
Dari letak geografis, posisi wilayah
negara Indonesia terletak diantara dua benua dan dua samudra. Terletak antara
benua Asia dan benua Australia serta antara samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Letak yang sangat strategis karena merupakan sebagai persimpangan lalu lintas
dunia dan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi Indonesia itu sendiri.
Selain
letak wilayahnya yang strategis, Indonesia juga memiliki kekayaan alam yang
melimpah yang terbentang dari darat sampai laut yang semua itu tidak dimiliki
oleh negara lain dan keadaan tersebut memiliki potensi munculnya masalah
terutama permasalahan sengketa wilayah laut antar negara tetangga.
Begitu juga dengan berkembangnya peradaban Islam di Indonesia yang
diawali dengan Pondok pesantren. Pondok Pesantren itu sendiri berawal dari
adanya seorang Kyai di suatu tempat, kemudian datang
santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak
santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di
samping rumah kyai.
Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya
itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat
dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu belum memberikan
perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya
sangat kecil dan sederhana. Mereka menempati sebuah gedung atau
rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai.
Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang
didirikan. Para santri
selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi
terkenal kemana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo. Pondok
Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan
Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang
kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan Howard M.
Federspiel salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang
abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan
telah menarik santri untuk belajar.
Dari beberapa keadaan diatas, Indonesia memiliki
potensi konflik yang tinggi baik itu konflik yang bersifat eksternal maupun
internal, dan disisi lain juga adanya perkembangan islam yang diawali dengan
Pondok Pesantren yang memiliki peran yang sangat besar terhadap Bangsa
Indonesia, disinilah perlu adanya satu kesamaan yang bisa mempersatukan
indonesia tanpa mengedepankan perbedaan untuk memperkokoh rasa nasionalisme dan
setia untuk mempertahankan indonesia dari ancaman-ancaman negara luar dalam
bentuk apapun.
1.2. RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
uraian diatas dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut :
·
Bagaimana
keadaan bangsa Indonesia saat ini.
·
Apa
hubungan antara bahasa Indonesia dengan Pondok Pesantren?
·
Mengapa
bahasa Indonesia penting dalam membangun bangsa?
·
Bagaimana
Pondok Pesantren dapat membantu membangun bangsa ini?
·
Diharapkan
mahasiswa mengerti akan keadaan bangsa Indonesia saat ini.
·
Diharapkan
mahasiswa mengerti akan hubungan antara bahasa indonesia dengan Pondok
Pesantren.
·
Diharapkan
mahasiswa dapat turut serta dalam membangun bangsa ini dengan membantu,
membela, dan memperjuangkan Pondok Pesantren, serta mencintai budaya sendiri
dan mengedepankan kebersamaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KEADAAN BAHASA INDONESIA DI PONDOK PESANTREN
Bangsa yang besar adalah bangsa yang
tidak lupa akan sejarah bangsanya
jika kita menoleh kebelakang bagaimana bahasa menjadi alat pemersatu bangsa yang
mampu mengedepankan
persamaan dan mengesampingkan perbedaan Pada saat ini bahasa indonesia sudah
menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan dan berbagai kegiatan
kenegaraan akan tetapi pada kehidupan sehari-hari di beberapa lapisan
masyarakat masih menggunakan
bahasa daerah dan sebaliknya di beberapa lapisan masyarakat yang
lain,menggunakan bahasa
asing dianggap memiliki tingkatan level dan prestisius yang lebih tinggi jika
dibandingkan
menggunakan bahasa Indonesia.
Khususnya
di Pondok Pesantren, bahasa Indonesia dalam keseharian tidak digunakan untuk
berkomunikasi, karena kebanyakan Pondok Pesantren di Indonesia menggunakan
Bahasa Arab dan Inggris untuk berkomunikasi sehari-hari. Tapi bukan berarti
mereka melupakan Bahasa Indonesia, karena dalam segi akademis mereka mewajibkan
untuk mempelajari Bahasa Indonesia, sehingga meskipun tidak berkomusikasi
dengan Bahasa Indonesia dalam kegiatan sehari-hari tapi para santri di Pondok
Pesantren mengetahui bagaimana berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.2. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DI PONDOK PESANTREN
Jika dilihat dari kedudukannya didalam bangsa Indonesia, bahasa Indonesia
mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional,
bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia adalah
bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang
berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul secara bersama-sama dalam
satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.
Dalam hubungannya sebagai alat pemersatu suku dan budaya yang memiliki latar
belakang yang berbeda, bahasa Indonesia justru dapat menselaraskan hidup
sebagai bangsa yang satu tanpa meinggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan
kepada nilai-nilai sosial budaya. Bahkan, dengan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuani, kepentingan nasional diposisikan jauh di atas kepentingan
daerah dan golongan.
Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi sebagai
penghambat hubungan antar daerah dan antar budaya. Tetapi, melalui bahasa
Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain sehingga
tidak menimbulkan kesalahpahaman. Apa pun latar belakang etnisnya, kita dapat
bepergian ke pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
alat komunikasi.
Kenyataan ini berperan penting dalam penyebarluasan bahasa Indonesia dalam
fungsinya sebagai alat perhubungan antar daerah dan antarbudaya. Semuanya
terjadi karena semakin baiknya sarana perhubungan, bertambah banyaknya jumlah
perkawinan antar suku, dan bertambah banyaknya perpindahan pegawai negeri atau
swasta dari satu daerah ke daerah yang lain
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dikenal sejak 17 Agustus
1945 ketika bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya kebangsaan, dan dari bahasa nasional
ini, Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan
pegangan hidup dan sebagai lambang identitas nasional
Dengan di berlakukannyanya Undang-undang Dasar 1945, kedudukan bahasa Indonesia
bertambah sebagai bahasa resmi. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara,
bahasa Indonesia digunakan dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis. Pidato-pidato kenegaraan ditulis
dan diucapkan dengan bahasa Indonesia
Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran di
lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum dilakukan dengan menggunakan
bahasa Indonesia. Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung
kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber). Pada tahap ini, bahasa Indonesia
bertambah perannya sebagai bahasa ilmu.
Kedudukan Bahasa Indonesia di Pondok
Pesantren adalah sebagai bahasa yang digunakan untuk acara-acara besar saja,
dan juga untuk berpidato, karena di Pondok Pesantren selalu diajarkan tentang
pidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris), bahasa Indonesia dalam
Pondok Pesantren digunakan untuk menerima tamu yang berdatangan , kecuali tamu
dari luar negri.
2.3. PERAN BAHASA INDONESIA DALAM PONDOK PESANTREN
Untuk membantu santri baru alam beradaptasi dalam belajar bahasa Arab dan
Inggris, memudahkan pengunjung dalam memahami arahan dari penerimaan tamu,
khususnya tamu dari dalam negri, meningkatkan kreatifitas santri dalam puisi,
pidato, menuilis, karena dalam Pondok Pesantren terdapat kegiatan ekstra
kurikuler yang menjadikan santri hrus berbahasa indonesia dengan baik dan
benar, kegiatan tersebut seperti jurnalis, belajar menulis buku, puisi. Dan
yang tidak kalah penting adalah bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu untuk
menjaga stabilitas Pondok Pesantren dan nasional sehingga tercipta santri dan masyarakat
yang kondusif yang pada akhirnya mempercepat proses pembangunan di berbagai
bidang di seluruh wilayah nusantara
Proses pembangunan yang terfokus hanya dapat terwujud jika suatu bangsa dan
masyarakatnya hidup dalam suasana damai dan rukun dan bahasa Indonesia telah
menjalankan perannya untuk menjaga stabilitas Pondok Pesantren dan nasional
yang merupakan syarat untuk mempercepat proses pembangunan dan dalam hal ini
bahasa ini turut berperan dalam membangun Indonesia baik dari aspek manusianya
maupun pembangunan infrastrukturnya
Dalam rangka memperkuat peran bahasa Indonesia dalam pembangunan maka
dibutuhkan pengembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Bergulirnya era
globalisasi yang mempengaruhi semua aspek kehidupan baik itu budaya, ilmu dan
teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Luas wilayah
dan bentuk negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut dan memiliki latar
belakang bahasa daerah masing-masing sangat memungkinkan terjadinya perubahan
kosa kata dan dialek di tiap-tiap daerah . Untuk menjaga keutuhan bahasa
Indonesia, komunikasi yang intensif antar daerah harus dioptimalkan.
2.3. PERAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Dalam proses perjalanan suatu bangsa, pastilah akan melakukan suatu hubungan
dengan bangsa lain dan tidak terkecuali bangsa Indonesia yang mana semakin hari
hubungan yang terjadi antar bangsa-bangsa di dunia menjadi semakin intens
sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang menciptakan hubungan antar
berbagai negara semakin meluas
Di era globalisasi ini, peran bahasa Indonesia perlu digalakkan oleh setiap
warga negara. Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia tidak terbawa oleh
pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa
Indonesia. Pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa hanya akan
mengikis identitas bangsa indonesia dan salah satunya adalah bahasa Indonesia
Pertukaran informasi yang sangat luas yang terjadi di era globalisasi seperti
sekarang ini sangat rentan terhadap pergeseran nilai budaya dan salah satu cara
yang dapat ditempuh untuk menghindari pergeseran nilai budaya adalah dengan
kesadaran dan setia terhadap budaya asli bangsa indonesia yang salah satunya
adalah bahasa indonesia
Sikap kesetiaan berbahasa Indonesia tercermin jika bangsa Indonesia lebih suka
memakai bahasa Indonesia daripada bahasa asing namun tetap terbuka dengan
budaya asing dengan memahami batasan-batasan yang tidak bertentangan dengan
norma, etika, dan budaya sendiri. Bangsa Indonesia tidak mungkin menutup diri
dari hubungan internasional. Oleh karena itu, bisa membedakan mana pengaruh
positif dan mana pengaruh yang negatif adalah suatu keharusan.
Sikap positif dengan menunjukkan rasa cinta kepada bahasa, tanah air, dan memahami
identitas bangsa adalah perisai untuk tetap eksis dalam era globalisasi tanpa
harus merendahkan dan bersikap kaku terhadap budaya bangsa lain
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jika dilihat dari kedudukannya didalam bangsa Indonesia, bahasa Indonesia
mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional,
bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia adalah
bahasa budaya dan bahasa ilmu. Keenam kedudukan ini mempunyai fungsi yang
berbeda, meskipun pada prakteknya bisa saja muncul secara bersama-sama dalam
satu peristiwa, atau hanya muncul satu atau dua fungsi saja.
Kedudukan
Bahasa Indonesia di Pondok Pesantren adalah sebagai bahasa yang digunakan untuk
acara-acara besar saja, dan juga untuk berpidato, karena di Pondok Pesantren
selalu diajarkan tentang pidato dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris),
bahasa Indonesia dalam Pondok Pesantren digunakan untuk menerima tamu yang
berdatangan , kecuali tamu dari luar negri.
DAFTAR PUSTAKA